Gregoria soal Jebloknya Bulutangkis Indonesia di Olimpiade 2024

Gregoria Mariska Tunjung menyelamatkan muka bulutangkis Indonesia di Olimpiade Paris 2024. Baginya ada sejumlah faktor yang bikin prestasi Merah-Putih meredup.

Gregoria meraih medali perunggu Olimpiade 2024 setelah Carolina Marin mundur di semifinal cabor bulutangkis karena cedera lutut. Gregoria jadi pebulutangkis tunggal putri pertama Indonesia yang meraih medali di Olimpiade setelah Maria Kristin di Beijing 2008.

Medali ini juga jadi pelipur lara untuk bulutangkis Indonesia. Sebab wakil-wakil yang lebih diunggulkan gugur duluan sebelum capai semifinal.

Baca juga: Perjalanan Gregoria Mariska Dapatkan Medali Perunggu Olimpiade 2024

Jonatan Christie sebagai juara All England tersingkir di fase grup, demikian juga dengan Anthony Sinisuka Ginting yang meraih perunggu di Olimpiade 2020 Tokyo. Ganda putri dan ganda campuran juga kandas di babak yang sama.

Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto terhenti di babak perempatfinal setelah disingkirkan wakil China. Catatan buruk ini membuat PBSI dalam sorotan besar dan kritik pun langsung deras mengalir.

Apalagi bulutangkis selama ini memang jadi andalan Indonesia meraih medali di ajang Olimpiade. Menurut Gregoria, pencapaian bulutangkis di Paris kali ini memang mengecewakan.

Baca juga: Daftar Lengkap Peraih Medali Bulutangkis Olimpiade 2024

Namun, Gregoria tetap memuji perjuangan para seniornya untuk berupaya meraih hasil terbaik. Kalaupun akhirnya gagal, itu terjadi karena banyak faktor.

“Jujur secara hasil sangat disayangkan, tapi saya lihat selama World Tour sebelum Olimpiade, kakak-kakak senior persiapannya sangat hebat, latihan sehari bisa tiga kali, biasanya cuma dua kali. Jamnya kita puter-puter, kadang malam bisa latihan, pagi banget (juga latihan). Siang biasa tidur, kita latihan. Menyesuaikan, kita gak tahu saat di Olimpiade, kita main di jam berapa,” ujar Gregoria dalam jumpa pers di KBRI Paris, Senin (5/8/2024) sore WIB.

“Semua sektor persiapannya sangat baik sejujurnya. Cuma mungkin ada faktor-faktor yang mempengaruhi, ketegangan atau pressure yang harus dilawan, mungkin itu (penyebabnya). Tapi aku sangat apresiasi perjuangan kakak-kakak semua.”

Baca juga: Gregoria Bukan yang Pertama Raih Perunggu Olimpiade Tanpa Main

(mrp/raw)